Tugas Artikel
Menganalisis Puisi
Jembatan Mirabeau
Karya Guillaume
Apollinaire
Kehampaan dalam Kasih yang Pergi
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia puisi adalah gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata
secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang tentang pengalamandan
membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan buny, irama, dan makna khusus.Dari
penjelasan pengertian puisi diatas jelaslah bahwa debuah puisi tidak bisa
dipisahkan dari gaya bahasa yang digunakan yang dapat mempertajam suasana
puisinya juga tidak terlepas akan adanya keindahan bunyi-bunyi. Selain itu juga puisi juga multi
tafsir. Putu Arya Tirtawirya (1980:9) mengatakan bahwa puisi merupakan ungkapan
secara implisit, samar dengan makna yang tersirat di mana kata-katanya condong
pada makna konotatif. Arya pun menjelaskan bahwa kata-kata dalam puisi lebih
mendekati makna konotatif, maka jelaslah bahwa puisi multi tafsir dilahat dari
pemilihan bahasa yang digunakannya. Seperti halnya puisi di bawah ini puisi karya Guillaume Apollinaire.
JEMBATAN MIRABEAU
Di bawah Jembatan Mirabeau mengalir Seine
Dan
kasih kita
Mestikah kembali terkenang
Kegembiraan selalu datang sehabis derita
Meski malam datang, jam berdentang
Hari-hari pergi aku tinggal diam
Tangan dalam tangan, tinggalah kita berhadapan
Sedangkan di bawah
Jembatan
lengan kita, mengalir
Alun pandangan abadi begitu lesu
Meski malam datang, jam
berdentang
Hari-hari pergi, aku tinggal
diam
Cinta pergi bagi air ngalir ini
Cinta pergi
Betapa hidup lamban
Dan alangkah kejamnya Harapan
Meski malam datang, jam
berdentang
Hari-hari pergi, aku tinggal
diam
Hari-hari lewat pekan-pekanpun berlalu
Baik masa-lampau
Maupun kasih tak lagi kembali
Di bawah Jembatan Mirabeau mengalir Seine
Meski malam datang, jam
berdentang
Hari-hari pergi, aku tinggal
diam
Dari puisi karya Guillaume
Apollinaire pemilihan kata yang digunakan cukup sederhana. Banyak kata-kata
yang biasa kita temukan dalam percakapan sehari hari. Tetapi, namanya juga sebuah
puisi yang tidak terlepas dari bahasa-bahasa kias ataupun majas seperti dapat
kita temukan pada bait keempat larik kesatu Cinta pergi bagi air ngalir ini
ini merupakan penggunaan majas simile yang merupakan majas perumpamaan.
Selain gaya bahasa atau majas
dalam puisi Jembatan Mirabeau dapat kita temukan keindahan bunyi-bunyi yang
lebih mempertajam keindahn puisi tersebut seperti pada bait kesatu larik kelima
Meski malam datang, jam berdentang pada larik tersebut teradapat
asonansi bunyi tang pada kata datang dan berdentang. Pada
bait kedua larik pertama kita juga dapat menemukan asonansi kembali pada Tangan
dalam tangan, tinggalah kita berhadapan
asonansi yang ada an pada kata tangan dan berhadapan.
Tipograpi yang digunakan penyair
pada piuisi Jembatan Mirabeau ini
menggunakan perbaitan. Puisi ini terdiri dari tujuh bait dan setiap baitnya
terdiri dari beberapa larik yang tidak sama. Pencitraan yang digunakan
mempertajam lagi keindahan dalam puisi ini.
Perlambangan yang digunakan tidak terlalu banyak ditemukan karena diksi
yang dipilih cukup sederhana.
Selain gaya bahsa, bunyi,
irama atupun struktur puisi lainnya sebuah puisi tidak dapat dilepaskan pada
makna yang ingin disampaikan penyair ketika menulis puisi tersebut. Bukankah puisi
merupakan ungkapan yang berasal dari emosi penyairnya. Seperti yang sikatakan William Wordsworth puisi adalah peluapan yang spontan dari
perasaan-perasaan yang penuh daya; dia memperoleh rasanya dari emosi, atau rasa
yang dikumpulkan kembali dalam kedamaian. Puisi memiliki sebuah jiwa dalam
tiap penulisannya. Penyair memiliki tujuan dalam penulisan karyanya.begitupun
dengan puisi karya Guillaume Apollinaire.
Pada bait pertama puisi ini
penyair mengawalinya dengan menceritakan kisah cintanya yang kembali terkenang
di bawah Jembatan Mirabeau yang mengalir sungai Seine dibawahnya. Pada larik
kelima dipertajam dengan suasana Meski malam datang, jam berdentang
ditambah lagi dengan kesepiaanya Hari-hari pergi, aku tinggal diam meskipun waktu tetap berjalan tetapi si aku
dalam puisi ini tetap diam. Hal ini juga dipertajam lagi pada bait kedua larik
keempat Alun pandangan abadi begitu lesu siaku lirik begiti lesu dan
tidak bergairah lagi. Pada bait keempat lebih menjelaskan lagi kenapa si aku
lirik pada puisi ini begitu lesu karena ditinggal cintanya yang dapat kita
temukan pada larik kedua Cinta pergi hidupnya pun seakan setagnan hanya
diam disana dipertegas pada bait
selanjutnya Betapa hidup lamban. Pada bait keenam si aku lirik lebih
mempertajam lagi kesedihannya dengan kata-kata Hari-hari lewat
pekan-pekanpun berlalu, Baik masa-lampau. Dalam larik selanjutnya lebih
memperjelas suasana si aku lirik bahwa di bersedih karena Maupun kasih tak
lagi kembali jelaslah disini si aku lirik telah ditinggal cintanya. Makna
puisi sni lebih dipertajam dengan pengulangan kata-kata dari bait ke bait. Ini untuk lebih
menjelaskan lagi bagaimana perasan si aku lirik. Dari bait ke bait puisi ini
mempunyai korelasi yang lebih
memperjelas makna yang ingin disampaikan penyair.
Yang
dapat saya simpulakan dari penganalisisan puisi Jembatan Mirabeau adalah pkokok
pembicaran dalam puisi Jembatan Mirabeau mengungkapkan rasa kesedihannya karena
cintanya telah pergi dan ia terkenang
kembali ketika di Jembatan Mirabeau dan mengalir di bawahnya sungai Seine.
Perasaan yang muncul dalam puisi ini adalah kesedihan. Nada yang dimunculakan
dalm puisi ini adalah sedih. Itikad yang dimunculkan dalam puisi Jembatan
Mirabeau ini bahwa betapa sedihnya hidup ini bila ditinggal cinta dan dunia pun
seakan kejam seperti pada larik Dan
alangkah kejamnya Harapan. Dejauh ini puisi Jembatan Mirabeau lebih
membangun ke makna pencritaan suasana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar