Bandung

Bandung
Bandung

Sabtu, 17 Maret 2012

Morfologi, bahasa gaul


Proses Morfologi Ragam Bahasa Gaul
Kasihan deh Lho dan Lola
oleh 
Asih



Latar Belakang
            Bahasa merupakan alat berkomunikasi yang penting untuk dapat berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Bahasa pun mengalami berbagai perkembangan seiring  perkembangan zaman yang  ada. Seperti halnya yang terjadi dalam perkembangan bahasa Indonesia kekinian. Sekarang telah dikenal yang namanya bahasa gaul yang biasa digunakan dikalangan remaja. Baik itu berupa sandi yang biasa digunakan dalam suatu kelompok maupun kata-kata yang  terjadi penghilangan satu fonem misalnya tau, abis, dan liat. Pada umumnya bahasa gaul mengalami perubahan dalam hal  adanya sisipan, awalan, akronim ataupun berupas sandi-sandi. Kata-kata yang digunakan biasanya mengalami arbiterisasi sesuai dengan keinginan pemakainya.
            Remaja pada umumnya menggunakan bahasa gaul karena hal ini sesuai dengan dunianya yang lebih menyukai yang simpel, kreatif dan lincah. Remaja umumnya tidak terlalu memikirkan tentang struktur yang ada. Bahasa gaulpun telah menyebar denagn adanya media elektronik, maupun media cetak dengan diterbitkannya kamus bahasa gaul oleh Debby Sahertian. Bahasa gaul telah mendapatkan ruang tersendiri dalam kehidupan sehari-hari  remaja. Biasanya bahasa gaul digunakan dikalangan remaja di perkotaan.
            Dalam makalah  ini saya tertarik dengan bahasa gaul  yang sekarang terkenaldikalangan remaja pada umumnya yaitu kasihan deh lho. Saya memilih kata tersebut karena tertarik dari segi  maknanya tersendiri dan ternyata kata kasihan deh lho mengalami  perubahn secara morfologis. Selain kata tersebut juga dibandingkan dengan kata pembandingnya  misalnya iya dong. Ada juga pembentukan kata lola.

Rumusan Masalah
            Masalah yang di bahsa dalam makalah ini dibatasi pada prose morfologisnya.Untuk itu penyusun merumuskan beberapa masalah diantaranya:
  1. Apa yang dimaksud dengan bahasa gaul?
  2. Bagaimana proses morfologis dari kasihan deh lh dan olola?
  3. Apakah makna katanya mengalami perluasan atau penyempitan?

Kerangka Teori
            Menurut KBBI bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa bahsa merupakan lat komunikasi yang palng efektif serta disebutka bahwa bahsa itu arbiter yaitu mana suka dengan tidak terlalu memerhatikan setruktur tetapi  lebih kepada nilai rasanya. Seperti halnya bahasa gaul yang sekarang terkenaldikalngan remaja. Bahasa gaul sendiri awal mulanya  digunakan   oleh kaum preman dan waria sebagai sebuah sandi  pada golongan tersebut agar tidak  diketahui oleh kelompok diluar mereka. Namun, dalam kenyataannya sekarang ini bahasa gaul telah mengalami perluasaan terutama dikalangan remaja. Dilihat dari setruktur bahasanya bahasa gaul umumnya menggunakan proses afiksasi, ataupun abreviasi denagn cara menambahkan sisipan atau  mengalami  proses nasalisasi dengan cara menghilangkan salah satu fonem dalam kata tersebut. Bahasa gaul biasanya digunakn dalam percakapn sehari-hari  taupun dalm cerpen-cerpen remaja seperti chieklit. Bahsa yang digunakan lebih sederhana dan lincah apabila dilapalkan sehingga tidak terlalu sulit dipahami oleh remaja. Bahasa gaul yang digunakan sekarang tidak terbats pada kalngan remaja saja tetapi telah merambah keberbagai golongan. Sekarng media elektronik telah menggunakn bahsa gaul denag jaln untuk menarik  penonton sebanyak–banyaknya karena tidak mungkin menggunakan bahasa baku yang monoton. Bahasa gaul yang digunakan sekarang sangat berbeda dengan bahasa gaul  yang digunakan dahulu. Sekarang sudah jauh meninggalkan bahasa indonesia yang baik dan benar.   Salah satu syarat bahasa yang baik dan benar adalah “pemakaian bahasa yang yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau dianggap baku” atau “pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa “(Moeliono ed., 1991: 19; Badudu, 1989).
            Bahasa gaulpun mengalami proses morfologis. Morfologi  sendiri adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dari kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi  perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik (Ramlan, 2001:23). Misalnya dalam proses morfologis pembentukan kata mokat, bokin, ember, cinlok. Dapat dialihat bahwa struktur yang digunakan tidak selalu menurut aturan yang ada. Ini merupakn salah satu ciri dari bahasa gaul yang umun digunakan.
Proses morfologis sendiri ada beberapa yaitu derivasi zero, afiksasi, reduplikas, abreviasi (pemendekkan), komposisi (perpaduan), dan derivasi balik. Dalm pembahasan ini saya lebih mengambil pada proses morfologis afiksasi dan abreviasi.
Prose perubahan fonem biasa disebut denagn istilah sebagai berikut:
1.      Protesis yaitu penambahan fonem yang terjadi di awal kata.
2.      Epentesis penambahan fonem yang terjadi di tengah kata.
3.      Paragong yaitu penambahan fonem yang terjadi di akhir kata.
4.      Sinkope yaitu pengurangan fonem yang terjadi ditengah kata.
5.      Apokope yaitu pengurangan ffonem yang terjadi di akhir kata.

            Abreviasi (pemendekkan) adalah proses penaggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata  (Harimurti kridalaksana 1996:159). Di indonesia sendiri terdapat banya kependekan yang biasa digunakn baik dalm ranah pemerintahan seperti Polwan, Kopasus, Kowad dan lain-lain. Jenis-jenis kependekkan sendiri dalam bahasa indonesia muncul karena terdesak denag kebutuhan yang ada untuk berbahasa secar praktiks dan cepat. Paling banyak digunakn dalam bidang teknis seperti cabang-cabang ilmu, kepanduan, angkatan bersenjata, dan menjalar ke bahasa sehari-hari.
            Di antara bentuk-bentuk kependekkan terdapat:
  1. singkatan, yaitu salh satu hasil proses pemendekkan yang berupa huruf atau gabunagn huruf, baik yang dieja huruf demi huruf, seperti:
FPBS  (Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni)
RRI (Radio Republik Indonesia)
LJK (Lembar Jawaban Komputer)
maupun yang tidak dieja huruf demi huruf, seperti:
dll (denagn lain-lain)
dng (dengan)
dst (dan sterusnya)
  1. penggalan, yaitu proses pemendekkan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem, seperti
nak  (anak)
dik (adik)
  1. akronim, yaitu proses pemendekkan yang menggabungkan huruf atua sukukata atau bagain lain yang ditulis dan dilapalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotakti Indonesia, seperti:
FISIP              /fisip/dan bukan /ef/, /i/, /es/, /i/, /pe/
FIKOM           /fikom/ dan bukan /ef/, /ka/, /o/, /em/ 
  1. kontraksi, yaitu proses pemendekkan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan leksem, seperti:
sendratari dari seni drama dan tari
berhiber dari bersih hijau berwibawa
  1. lambang huruf, yaitu proses pemendekkan yang menghasilkan satuhuruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan atau unsur, seperti:
m (meter)
Ur (uranium)
kg (kilo gram)

Analisis Konsep
Proses morfologis kata kasihan deh lho
1.Kasihan deh Lho          Kecian deh Lho  perubahan dari /a/ menjadi /e/   
      pengurangan fonem /h/
perubahan /s/ menjadi /c/        

2. Kasihan deh Lho           Cucian deh Lho perubahan dari /k/ menjadi /c/    
                                                                        perubahan /a/ menjadi /u/         
            perubahan /s/ menjadi /c/
pengurangan fonem/h/           

Dari proses morfologis diatas pada perubahan pertama dapat ditarik sebuah pernyataan bahwa bahasa gaul pada kata kasihan deh lho mengalami pengurangan fonem /h/ yang barada ditengah yang biasa  disebut sinkope. Selain itu juga terjadi perubahan altikultoris yaitu vokal /a/ menjadi /e/ serta tetjadi perubhan altikulatoris konsonan /s/ menjadi /c/.
Pada proses morfologis yang keduapun hampir sama yaitu terjadi perubahn altikultoris pada vokal /a/ menjadi /u/dan altikultoris konsonan /k/ menjadi /c/ dan perubahan /s/ menjadi /c/.
Kata kasihan deh lho biasanya digunakan pada kondisi seseorang mengalami suatu tragedi ataupun kecelakaan yang tidak terlau berat. Biasanya ini terjadi berti-tubi serta merupakan sebuah kata ejekan yang dilontarkan pada orang yang mengenai kondisi tersebut. Misalnya seperti pada contoh percakapan di bawah ini:
A: tadi pagi aku sudah bangun kesiangan ditambah harus berdiri di depan kelas karena datang telambat keekolah.
B: Kasihan deh Lho.
Jika diterapakan dalam kalimat.
Kasihan deh Lho, sudah datang kesiangan harus dihukum berdiri di depan kelas pula.
Kasihan sekali kamu, sudah datang terlambat harus dihukum berdiri di depan kelas pula.

Proses morfologis kata iya dong
Iya dong          Iya donk  perubahan yang terjadi /g/ menjadi /k/
Proses morfologis ini disebut dengan perubahan altikultoris konsonan /g/ menjadi /k/. Dalam prosesnya tidak terjadi banyak perubahan seperti pada contoh yang kata yang pertama.
            Kata iya dong biasanya digunakan sebagai penanda setuju atupun penanda penegasan dengan memberikan penekanan pada kata dongnya sendiri. Seperti contoh percakapan di bawah ini:
A: Kamu sudah mengerjakan tugas Fisika?
B: Iya dong (tentu saja).
Contoh kalimat:
Iya dong, kemarin aku pergi ke Bandung dengan keluargaku.
Tentu saja, kemarin aku pergi ke Bandung denag keluargaku.

Proses morfologis pada kata lola
loding lama            lo+la         lola
lemah otak             lem+ot           lemot
kantong kempes          tong +pes        tongpes

Jika dilihat dari kontraksi diatas tidak selamanya melakukan pemenggalan pada suku kata pertama tetapi dapat dilakukan denga pemenggalan pada suku kata terakhir. Ini berarti lebih mementingkan proses arbiterisasi dari pada struktur kata sendiri. Proses diatas disebut denagn proses abreviasi kontraksi yaitu dengan pemenggalan suku kata kemudian disatukan menjadi satu kata.
Makna kata lola sendiri arti yang sebenarnya biasanya digunakan dalam bahasa komputer tetapi saat ini digunakan sebagai sebutan untuk orang yang daya pikirnya atau kemampuan menyerap informasinya lambat. Ini berarti kata lola sendiri telah mengalami perubahan makna lebih luas daripada makna yang dulu. Beberpa contoh diatas hanya sebagai pembanding untuk proses morfologis pembentukan kata lola.



Simpulan
            Proses morfologis yang terjadi pada bahasa gaul tidak selamanya mengalami keteraturan dengan penghilangan atau penambahan fonem diawal kata ataupun diakhir maupun ditengah tetapi semuanya bisa terjadi sesuai dengan nilai rasa yang lebih nyaman untuk didengar dan dilapalkan jadi memang benar tidak terpengaruh oleh struktur tetapi  lebih terpengaruh oleh sistem arbiter tersendiri.
            Begitu juga dengan proses abreviasi kontraksi yang tidak sealu harus menggunakan pemenggalan kata pada suku pertama tatapi ternyata pada suku ke berapapun bisa terjadi karena kembali lagi kepada peroses arbiter sendiri yang sudah lama terbentuk. Bahasa gaul sendiri memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan bahasa Indonesia karena menambah keragaman yang dalam bahasa Indonesia sendiri. Pada umumnya proses morpologis mengalami perluasan makna daripada makna sebelumnya.

Daftar Pustaka
Kridalaksana,Harimurti.1996.Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.Jakarta Gramedia
Ramlan, M.2001. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif.Yogyakarta:C.V. Karyono.
Nio, Robert. 2007. Bahasa Gaul Amradul.http Kabar Indonesia .com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar