Proses Morfologi Ragam Bahasa Gaul
Kasihan deh Lho dan Lola
oleh
Asih
Latar Belakang
Bahasa merupakan alat berkomunikasi yang penting untuk dapat berinteraksi
dengan masyarakat lainnya. Bahasa pun mengalami berbagai perkembangan
seiring perkembangan zaman yang ada. Seperti halnya yang terjadi dalam
perkembangan bahasa Indonesia kekinian. Sekarang telah dikenal yang namanya
bahasa gaul yang biasa digunakan dikalangan remaja. Baik itu berupa sandi yang
biasa digunakan dalam suatu kelompok maupun kata-kata yang terjadi penghilangan satu fonem misalnya tau, abis, dan liat. Pada umumnya bahasa gaul mengalami perubahan dalam hal adanya sisipan, awalan, akronim ataupun
berupas sandi-sandi. Kata-kata yang digunakan biasanya mengalami arbiterisasi
sesuai dengan keinginan pemakainya.
Remaja
pada umumnya menggunakan bahasa gaul karena hal ini sesuai dengan dunianya yang
lebih menyukai yang simpel, kreatif dan lincah. Remaja umumnya tidak terlalu
memikirkan tentang struktur yang ada. Bahasa gaulpun telah menyebar denagn adanya
media elektronik, maupun media cetak dengan diterbitkannya kamus bahasa gaul
oleh Debby Sahertian. Bahasa gaul telah mendapatkan ruang tersendiri dalam
kehidupan sehari-hari remaja. Biasanya
bahasa gaul digunakan dikalangan remaja di perkotaan.
Dalam
makalah ini saya tertarik dengan bahasa
gaul yang sekarang terkenaldikalangan
remaja pada umumnya yaitu kasihan deh lho.
Saya memilih kata tersebut karena tertarik dari segi maknanya tersendiri dan ternyata kata kasihan deh lho mengalami perubahn secara morfologis. Selain kata
tersebut juga dibandingkan dengan kata pembandingnya misalnya iya
dong. Ada juga pembentukan kata lola.
Rumusan Masalah
Masalah
yang di bahsa dalam makalah ini dibatasi pada prose morfologisnya.Untuk itu
penyusun merumuskan beberapa masalah diantaranya:
- Apa yang
dimaksud dengan bahasa gaul?
- Bagaimana
proses morfologis dari kasihan deh lh
dan olola?
- Apakah
makna katanya mengalami perluasan atau penyempitan?
Kerangka Teori
Menurut
KBBI bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh
anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi
diri. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa bahsa merupakan lat komunikasi
yang palng efektif serta disebutka bahwa bahsa itu arbiter yaitu mana suka
dengan tidak terlalu memerhatikan setruktur tetapi lebih kepada nilai rasanya. Seperti halnya
bahasa gaul yang sekarang terkenaldikalngan remaja. Bahasa gaul sendiri awal
mulanya digunakan oleh kaum preman dan waria sebagai sebuah
sandi pada golongan tersebut agar
tidak diketahui oleh kelompok diluar mereka.
Namun, dalam kenyataannya sekarang ini bahasa gaul telah mengalami perluasaan
terutama dikalangan remaja. Dilihat dari setruktur bahasanya bahasa gaul
umumnya menggunakan proses afiksasi, ataupun abreviasi denagn cara menambahkan
sisipan atau mengalami proses nasalisasi dengan cara menghilangkan
salah satu fonem dalam kata tersebut. Bahasa gaul biasanya digunakn dalam
percakapn sehari-hari taupun dalm
cerpen-cerpen remaja seperti chieklit. Bahsa yang digunakan lebih sederhana dan
lincah apabila dilapalkan sehingga tidak terlalu sulit dipahami oleh remaja.
Bahasa gaul yang digunakan sekarang tidak terbats pada kalngan remaja saja
tetapi telah merambah keberbagai golongan. Sekarng media elektronik telah
menggunakn bahsa gaul denag jaln untuk menarik
penonton sebanyak–banyaknya karena tidak mungkin menggunakan bahasa baku
yang monoton. Bahasa gaul yang digunakan sekarang sangat berbeda dengan bahasa
gaul yang digunakan dahulu. Sekarang
sudah jauh meninggalkan bahasa indonesia yang baik dan benar. Salah
satu syarat bahasa yang baik dan benar adalah “pemakaian bahasa yang yang
mengikuti kaidah yang dibakukan atau dianggap baku” atau “pemanfaatan ragam
yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa
“(Moeliono ed., 1991: 19; Badudu, 1989).
Bahasa gaulpun mengalami proses morfologis. Morfologi sendiri adalah bagian dari ilmu bahasa yang
membicarakan atau yang mempelajari seluk beluk bentuk kata serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dari kata, atau dengan kata
lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta
fungsi perubahan-perubahan bentuk kata
itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik (Ramlan, 2001:23). Misalnya dalam
proses morfologis pembentukan kata mokat,
bokin, ember, cinlok. Dapat
dialihat bahwa struktur yang digunakan tidak selalu menurut aturan yang ada. Ini merupakn
salah satu ciri dari bahasa gaul yang umun digunakan.
Proses
morfologis sendiri ada beberapa yaitu derivasi zero, afiksasi, reduplikas, abreviasi
(pemendekkan), komposisi (perpaduan), dan derivasi balik. Dalm pembahasan ini
saya lebih mengambil pada proses morfologis afiksasi dan abreviasi.
Prose
perubahan fonem biasa disebut denagn istilah sebagai berikut:
1.
Protesis yaitu
penambahan fonem yang terjadi di awal kata.
2.
Epentesis penambahan
fonem yang terjadi di tengah kata.
3.
Paragong yaitu
penambahan fonem yang terjadi di akhir kata.
4.
Sinkope yaitu
pengurangan fonem yang terjadi ditengah kata.
5.
Apokope yaitu
pengurangan ffonem yang terjadi di akhir kata.
Abreviasi
(pemendekkan) adalah proses penaggalan satu atau beberapa bagian leksem atau
kombinasi leksem sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata (Harimurti kridalaksana 1996:159). Di
indonesia sendiri terdapat banya kependekan yang biasa digunakn baik dalm ranah
pemerintahan seperti Polwan, Kopasus, Kowad dan lain-lain.
Jenis-jenis kependekkan sendiri dalam bahasa indonesia muncul karena terdesak
denag kebutuhan yang ada untuk berbahasa secar praktiks dan cepat. Paling
banyak digunakn dalam bidang teknis seperti cabang-cabang ilmu, kepanduan,
angkatan bersenjata, dan menjalar ke bahasa sehari-hari.
Di
antara bentuk-bentuk kependekkan terdapat:
- singkatan, yaitu salh satu hasil proses pemendekkan
yang berupa huruf atau gabunagn huruf, baik yang dieja huruf demi huruf,
seperti:
FPBS (Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni)
RRI (Radio
Republik Indonesia)
LJK (Lembar
Jawaban Komputer)
maupun yang
tidak dieja huruf demi huruf, seperti:
dll (denagn
lain-lain)
dng (dengan)
dst (dan
sterusnya)
- penggalan, yaitu proses pemendekkan yang mengekalkan
salah satu bagian dari leksem, seperti
nak (anak)
dik (adik)
- akronim, yaitu proses pemendekkan yang menggabungkan
huruf atua sukukata atau bagain lain yang ditulis dan dilapalkan sebagai
sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotakti Indonesia,
seperti:
FISIP /fisip/dan bukan /ef/, /i/, /es/, /i/, /pe/
FIKOM /fikom/ dan bukan /ef/, /ka/, /o/, /em/
- kontraksi, yaitu proses pemendekkan yang meringkaskan leksem
dasar atau gabungan leksem, seperti:
sendratari dari seni drama dan
tari
berhiber dari bersih hijau
berwibawa
- lambang huruf, yaitu proses pemendekkan yang
menghasilkan satuhuruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasar
kuantitas, satuan atau unsur, seperti:
m (meter)
Ur (uranium)
kg (kilo gram)
Analisis Konsep
Proses morfologis kata kasihan deh lho
1.Kasihan deh Lho Kecian deh
Lho perubahan dari /a/ menjadi /e/
pengurangan fonem /h/
perubahan /s/ menjadi /c/
2. Kasihan deh Lho Cucian deh Lho perubahan dari /k/ menjadi /c/
perubahan
/a/ menjadi /u/
perubahan /s/ menjadi /c/
pengurangan fonem/h/
Dari proses morfologis diatas
pada perubahan pertama dapat ditarik sebuah pernyataan bahwa bahasa gaul pada
kata kasihan deh lho mengalami pengurangan
fonem /h/ yang barada ditengah yang biasa
disebut sinkope. Selain itu
juga terjadi perubahan altikultoris yaitu
vokal /a/ menjadi /e/ serta tetjadi perubhan altikulatoris konsonan /s/ menjadi
/c/.
Pada proses morfologis yang
keduapun hampir sama yaitu terjadi perubahn altikultoris pada vokal /a/ menjadi /u/dan altikultoris konsonan /k/ menjadi
/c/ dan perubahan /s/ menjadi /c/.
Kata kasihan deh lho biasanya digunakan pada kondisi seseorang mengalami
suatu tragedi ataupun kecelakaan yang tidak terlau berat. Biasanya ini terjadi
berti-tubi serta merupakan sebuah kata ejekan yang dilontarkan pada orang yang
mengenai kondisi tersebut. Misalnya seperti pada contoh percakapan di bawah
ini:
A: tadi
pagi aku sudah bangun kesiangan ditambah harus berdiri di depan kelas karena
datang telambat keekolah.
B: Kasihan
deh Lho.
Jika diterapakan dalam kalimat.
Kasihan
deh Lho, sudah datang
kesiangan harus dihukum berdiri di depan kelas pula.
Kasihan sekali kamu, sudah datang terlambat harus
dihukum berdiri di depan kelas pula.
Proses morfologis kata iya dong
Iya dong Iya donk perubahan yang terjadi /g/ menjadi /k/
Proses morfologis ini disebut
dengan perubahan altikultoris konsonan /g/ menjadi /k/. Dalam prosesnya tidak
terjadi banyak perubahan seperti pada contoh yang kata yang pertama.
Kata
iya dong biasanya digunakan sebagai
penanda setuju atupun penanda penegasan dengan memberikan penekanan pada kata dongnya sendiri. Seperti contoh
percakapan di bawah ini:
A: Kamu sudah mengerjakan tugas Fisika?
B: Iya dong (tentu saja).
Contoh kalimat:
Iya
dong, kemarin aku pergi
ke Bandung dengan keluargaku.
Tentu saja, kemarin aku pergi ke Bandung denag
keluargaku.
Proses morfologis pada kata lola
loding lama lo+la lola
lemah otak lem+ot lemot
kantong kempes tong +pes tongpes
Jika dilihat dari kontraksi diatas
tidak selamanya melakukan pemenggalan pada suku kata pertama tetapi dapat
dilakukan denga pemenggalan pada suku kata terakhir. Ini berarti lebih mementingkan proses arbiterisasi
dari pada struktur kata sendiri. Proses diatas disebut denagn proses abreviasi
kontraksi yaitu dengan pemenggalan suku kata kemudian disatukan menjadi satu
kata.
Makna kata lola sendiri arti yang sebenarnya
biasanya digunakan dalam bahasa komputer tetapi saat ini digunakan sebagai
sebutan untuk orang yang daya pikirnya atau kemampuan menyerap informasinya
lambat. Ini berarti kata lola sendiri
telah mengalami perubahan makna lebih luas daripada makna yang dulu. Beberpa contoh diatas hanya sebagai
pembanding untuk proses morfologis pembentukan kata lola.
Simpulan
Proses
morfologis yang terjadi pada bahasa gaul tidak selamanya mengalami keteraturan
dengan penghilangan atau penambahan fonem diawal kata ataupun diakhir maupun
ditengah tetapi semuanya bisa terjadi sesuai dengan nilai rasa yang lebih
nyaman untuk didengar dan dilapalkan jadi memang benar tidak terpengaruh oleh
struktur tetapi lebih terpengaruh oleh
sistem arbiter tersendiri.
Begitu
juga dengan proses abreviasi kontraksi yang tidak sealu harus menggunakan
pemenggalan kata pada suku pertama tatapi ternyata pada suku ke berapapun bisa
terjadi karena kembali lagi kepada peroses arbiter sendiri yang sudah lama
terbentuk. Bahasa gaul sendiri memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan
bahasa Indonesia karena menambah keragaman yang dalam bahasa Indonesia sendiri.
Pada umumnya proses morpologis mengalami perluasan makna daripada makna
sebelumnya.
Daftar Pustaka
Kridalaksana,Harimurti.1996.Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.Jakarta
Gramedia
Ramlan, M.2001. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif.Yogyakarta:C.V. Karyono.
Nio, Robert.
2007. Bahasa Gaul Amradul.http
Kabar Indonesia
.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar